dibuat oleh

Texts

Text Widget

Footer Widget 3

Blogger Tricks

Blogger Themes

Recent Post

Pages

Powered By Blogger

Footer Widget 2

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

RSS

makalah paragraf



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraph dengan baik dan benar sesuai dengan kaedahnya.

1.2 Batasan Masalah

1. mengetahui pengertian paragraph
2. Syarat-syarat dalam membuat suatu paragraph
3.pembagian paragraph menurut jenisnya
4. mengembangkan suatu paragraph

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat suatu paragraph. Dapat mengetahui macam-macam paragraf dan dapat mengembangkan suatu paragraph dengan baik dan benar.Jadi dengan penulisan makalah ini kita dapat melatih kita dalam membuat suatu paragraf yang baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu paragraph.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 PENDAHULUAN

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat.
Contoh sebuah paragraf :
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.

Dalam tulisan-tulisan lain mungkin kita menjumpai topik paragraf,
seperti:

a. peranan bahasa dalam kehidupan;
b. penyebab kebakaran hutan:
c. manfaat koperasi;
d. Tragedi Semanggi;
e. kehidupan di ruang angkasa;
f. Trisakti sebagai karnpus reformasi.

Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf.

2.2. Syarat-Syarat Paragraf

Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.

a) Kesatuan Paragraf

Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses, Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pemah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.

b) Kepaduan Paragraf

Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan
Pengait Paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, berupa :

1) Ungkapan penghubung transisi,
2) Kata ganti, atau
3) Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).

Ungkapan pengait antar kalimat dapat berupa penghubung/transisi.

1.) Beberapa Kata Transisi
1. Hubungan tambahan       : lebih lagi, selanjutnya, tambah pula, di samping itu, lalu,                                                                          berikutnya,demikian pula, begitu juga, di samping itu, lagi pula.
2. Hubungan pertentangan : akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian,                                                                        sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
3. Hubungan perbandingan : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan                                                               Itu.
4. Hubungan akibat               : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab                                                            itu
5. Hubungan tujua                : untuk itu, untuk maksud itu
6. Hubungan singkatan         : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata                                                              lain,Sebagai simpulan.
7. Hubungan waktu               : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian
8. Hubungan tempat              : berdekatan dengan itu
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham. Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen,
Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali, serta urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
2) Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
(1) Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, kita banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang.dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engau,kau, kamu, mu,kamu sekalian (kata ganti orang kedua),’ dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga). Hal ini dapat kita lihat pada contoh berikut ini.
Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak SMA hingga perguruan tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri di Jakarta. Mereka merencanakan mendirikan suatu poliklinik lengkap dengan apoteknya. Mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sarna, yaitu saya diminta menyediakan tempatnya karena kebetulan saya memiliki sebidang tanah yang letaknya strategis, Saya menyetujui permintaan mereka.
Kata mereka dipakai sebagai pengganti kata Rizal, Rustam, dan Cahyo agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang berkali-kali dalam satu Paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan keutuhan paragraf. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
Hajjah Utamiwati adalah ketua majelis taklim di desa ini. Rumah Hajjah Utamiwati terletak dekat masjid Nurul Ittihad.
Pengulangan Hajjah Utamiwati akan menimbulkan kesan kekurang paduan dua kalimat itu. Kesannya akan lain jika kalimat itu diubah sebagai berikut.
Hajjah Utamiwati adalah ketua majelis taklim di desa ini. Rumahnya terletak dekat masjid Nurul Ittihad.
Bentuk -nya dalam kalimat di atas adalah bentuk singkat kata ganti orang ketiga, yaitu Hajjah Utamiwati. Dengan demikian, kepadu kalimat-kalimat itu dapat kita rasakan.
Penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal, beliau, dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
Ibu Sud adalah pencipta lagu empat zaman yang sangat produktif. Beliau telah menciptakan tidak kurang dari dua ratus buah lagu.
Semua kata ganti orang hanya dapat menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Kalirnat berikut itu memperlihatkan hal yang dipersonifikasikan dari subjek kalimat. Oleh sebab itu, kalimat ini masih dibenarkan.
Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan. Ia mengharapkan uluran tangan negara lain.
Sudah dikatakan bahwa kata ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuk -nya merupakan pengecualian. Bentuk -nya tidak hanya menggantikan nama orang dan hal yang dipersonifikasikan, tetapi juga menggantikan benda-benda yang tidak bemyawa.Hal ini dapat dilihat pada kalimat berikut :
Sepatu saya sudah rusak. Saya harus segera menggantinya.
Kain bahan celana ini pas-pasan. Si penjahit harus pandai memotongnya.

Dalam masalah pemakaian kata ganti orang ketiga, kata ganti itu harus digunakan pada tempatnya yang tepat.
1)Buku Sutan Takdir Alisjahbana banyak sekali.Beliau adalah budayawan yang sangat disegani.(Salah)
1 a) Sutan Takdir Alisjahbana mengarang buku banyak sekali. Beliau adalah budayawan yang sangat disegani. (Betul)
2) Hutan-hutan di Indonesia habis ditebangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka  hanya mementingkan diri sendiri.(Salah)
2 a) Orang-orang yang tidak bertanggung jawab menebangi hutan-hutan di Indonesia habis-habisan. Mereka hanya mementingkan diri sendiri. (Betul)
3) Di mana-mana pabrik didirikan oleh konglomerat. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa masalah pengangguran telah teratasi. (Salah)
3 a) Di mana-mana konglomerat mendirikan pabrik. Dengan demikian, mereka menganggap bahwa rnasalah pengangguran telah teratasi. (Betul)
(2) Kata Ganti yang Lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam meneiptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan sebagaia. Perhatikan contoh berikut .
ltu asrama mereka. Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar sarjana. Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ.
(3) Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata sampah pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).
2.3 Pembagian Paragraf menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1) Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaea, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
2) Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan eara ekspositoris, dengan eara deskriptif, dengan eara naratif, atau dengan eara argumentatif yang akan dibiearakan pada halaman-halaman selanjutnya.
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
2.4. Tanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentirneter. Dengan demikian, para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Selain itu, penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
2.5. Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimar di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu
dengan yang lainnya.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibiearakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas.
Perhatikan paragraf berikut
Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh ledakan penduduk Tegal terlalu besar sehingga daerah pertanian yang relatif tidak bertambah hasilnya itu tidak dapat menampung perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk Tegal jauh lebih besar daripada perkembangan daerah pertanian yang ada di situ.
Kalau kita lihat paragraf di atas, kalimat yang paling umum’ sifatnya ialah kalimat pertama, yaitu “Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk.” Kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama.
Kalau kalimat dalam paragraf itu ditambah dengan sebuah kalimat lagi, sifat keumuman kalimat pertama itu berubah menjadi khusus. Kalimat yang ditambahkan itu berbunyi
”tidak dapat dimungkiri bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi dapat menyebabkan tingkat kemakmuran berkurang.”
Kalimat yang terakhir ini bersifat lebih umum daripada kalimat pertama. Kalau kalimat terakhir ini ditambahkan pada paragraf itu, kalimat terkahir ini akan menjadi kalimat utama.
Kalau kita melihat perkembangan paragraf yang kita perbincangkan ini, dapat dikatakan bahwa sebelum kalimat itu ditambahkan pada paragraf itu, kalimat utama paragraf itu berada di awal paragraf, sedangkan setelah ditambahkan, kalimat utama (kalimat topik) terletak di akhir paragraf.
2.6 PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Paragraf adalah susuna dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah makna, dan didalamnya terdapat gagasan utama.
Paragaraf deduktif dan Induktif adalah salah satu contoh paragraph yang dilihat dari letak gagasan utamanya.
1.Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
Contoh:
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentase angka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia
2.Paragraf Induktif
Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.



2.7 Pengembangan paragraf
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
  1. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
  2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan
paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat
Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah
berita di koran dan petunjuk penggunaan
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan
paragraf dalam sebuah tulisan dimana rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir.
Narasi:
Kubuka peralatan kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul 12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam istirahat aku gunakan untuk makan, salat, dan berbaring sejenak. Pukul empat, aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
Eksposisi:
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
Argumentasi
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea. Untuk dapat membuat suatu paragraph yang baik harus memiliki dua ketentuan yakni kesatuan paragraph dan kepaduan paragraph.
Pengembangan paragraf mencakup dua hal:
  1. Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;
  2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Saran
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia.Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu paragraf, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut suatu paragraf.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S.Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademi Pressindo.

Source: umisulastri.ngeblogs.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Macam-macam agama


Agama yang ada di dunia ada dua jenis yaitu:
  1. Agama Samawi
Adalah agama yang turun dari langit seperti majusi, yahudi, nasrani dam islam
  1. Agama Ardhi
Adalah agama yang diciptakan oleh manusia seperti budha, hindu, konghuchu
Agama yang ada di Indonesia
Agama Islam
Tidak ada penjelasan
Agama Kristen protestan
  • Diperkenalkan pertama kali oleh bangsa belanda
  • Malukulah daerah mula penyebarannya
  • Gerejanya diberi nama sesuai dengan daerah penyebarnnya mis gereja jawa atau HKBP ( Huria Kristen protestan batak )
  • Wakilnya di Indonesia disebut Dewan Gereja Indonesia ( DGI )
  • Hari raya natal adalah peringatan kelahiran yesus kristus
  • Hari Raya paskah adalah kebangkitan yesus kristus tepat hari minggu 3 hari setelah waftanya.
Agama Kristen Katolik
  • Tokoh yang terkenal sebgai penyebarnya adlah Fransiscuc Xaverius
  • Misinya selain menyebarkan agama adalah membangun sekolah dan rumah sakit tersebar di Indonesia
  • Pusatnya di Vatikan, Roma
  • Pemimpin gereja katolik di Vatikan disebut Paus
  • Pemimpin gereja katolik di Indonesia disebut Uskup
  • Wakilnya di Indonesia disebut Majelis Agung WAli Gereja Indonesia ( MAWI )
  • Hari raya natal adalah peringatan kelahiran yesus kristus
  • Hari Raya paskah adalah kebangkitan yesus kristus tepat hari minggu 3 hari setelah waftanya.
Agama Hindu
  • Berasal dari India
  • Masuk Indonesia sekita abad 5 MAsehi
  • PEmeluknya banyak di Bali
  • KErajaan yang terkenal adalah kerajaan Majapahit
  • Rajanya yang terkanal adalah hayam wuruk dengan patih gajah mada
  • Kitab suci Weda
  • Tempat ibadah pura
  • Cndi hindu terbesar adalah prambanan di jateng
  • Hari RAya Nyepi merupakan peringatan tahun saka
  • Pada hari raya nyepi tidak boleh menyalakan api, makan, minum, dan melakukan aktivitas keduniaan
  • Hari raya galungan diperingati setiap 6 bulan sekali
  • GAlungan merupakan hari terciptanya alam semesta oleh sang hyang widi ( tuhan YME )
  • Masih ada hari raya lain yaitu kuningan, saraswati, dan pangerwesi
Agama Budha
  • Berkembang pada abad 7 MAsehi
  • Pada zaman kerajaan Sriwijaya
  • Kitab sucinya Tripitaka
  • Pembawanya Sidharta Gautama
  • Candi yang terkenal candi Borobudur
  • Hari raya Waisak dirayakan tiap bulan mei saaat terang bulam
  • Waisak adalah untuk memperingati kelahiran pangeran sidhrta Gautama, kemudian menjadi sang budha gautama, sang budha gautama memperoleh kesepurnaan hidup, dan untuk memperingati wafatnya sang budha gautama
  • Pada hari raya ini umat budha memberikan penghargaan pada biksu dan wihara

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sumber aqidah islam



Judul:
SUMBER AQIDAH & HUKUM ISLAM
Penulis:
Al-Ustadz Abu Isma’il Muslim Atsari
(Pimpinan Ma’had Ibnu Abbas As-Salafy, Sragen)
Sumber:
Buletin Dakwah Nurussunnah, Sragen
(Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H – Januari/ 2005 M)
Layout & Desain:
Amir Aboe Zayd el-Posowy
[Disebarkan dalam bentuk ebook oleh Aboe Zayd]
Sumber aqidah (keyakinan) dan hukum agama
Islam adalah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan As-Sunnah (Al-
Hadits). Keduanya merupakan wahyu Allah kepada Nabi
Muhammad. Di sini akan kita bawakan pokok-pokok
penting yang berkaitan dengan perkara ini:
1. Kewajiban mengikuti wahyu yang Allah
turunkan (Al-Kitab dan As-Sunnah)
“Dan Al-Quran itu adalah Kitab yang kami turunkan yang
diberkati, Maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi
rahmat.” (Al-An’am: 155)
Imam Ibnu Katsir berkata pada tafsir ayat ini: “Di
dalam firman-Nya ini terdapat ajakan untuk mengikuti Al-
Qur’an. Allah mendorong hamba-hamba-Nya terhadap
kitab-Nya, memerintahkan mereka untuk
merenungkanya, mengamalkannya, dan
mendakwahkannya. Dia menyifati kitab-Nya dengan
berkah (kebaikan yang banyak) di dunia dan di akhirat
bagi orang yang mengikutinya dan mengamalkanya,
karena sesungguhnya Al-Qur’an itu tali Allah yang
kokoh.” (Tafsir Ibnu Katsir surat Al-An’am: 155)
2
Ketika ditanyakan: kita wajib mengikuti Al-Qur’an,
otomatis juga mengikuti As-Sunnah. Demikian juga jika
dikatakan: kita wajib mengikuti As-Sunnah, otomatis juga
mengikuti Al-Qur’an. Karena keduanya saling berkaitan,
tidak dapat dipisahkan.
2. Shiraathal Mustaqiim (jalan yang lurus) adalah
mengikuti wahyu (Al-Qur’an dan As-Sunnah)
“Maka berpegang teguhlah kepada yang telah iwahyukan
kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang
lurus.”
( Az-Zukhruf: 43)
Imam Ibnu Katsir berkata pada tahsir ayat ini:
“Yaitu, peganglah Al-Qur’an yang diturunkan ke dalam
hatimu, karena sesungguhnya ia adalah al-haq, dan apa
yang ditunjukkan olehnya adalah al-haq, yang membawa
kepada jalan Allah yang lurus, yang menhantarkan
menuju surga-surga penuh kenikmatan dan kebaikan
yang kekal abadi.” (Tafsir Ibnu Katsir surat Az-Zukhruf:
43)
Oleh karena kitab Allah adalah kebenaran, maka
dengannya Allah mengeluarkan manusia dari berbagai
3
macam kegelapan menuju cahaya. Kegelapan kekafiran,
bid’ah, maksiat, kebodohan, dan kelalaian, menuju
cahaya iman, sunnah, ketaatan, ilmu,dan dzikir.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah
menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada
cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al-Maidah: 15-16)
4
3. Mengikuti wahyu (Al-Kitab dan As-Sunnah)
cukup bagi orang-orang yang beriman.
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang berserah diri.” (An-Nahl: 89)
Imam Ibnu katsir berkata pada tafsir ayat ini:
“Sesungguhnya al-Qur’an memuat segala ilmu yang
bermanfaat, memuat berita yang telah terjadi dan ilmu
yang akan terjadi, dan memuat segala yang halal dan
yang haram,dan segala yang dibutuhkan oleh menusia di
dalam urusan dunia mereka, agama, kehidupan, dan
akhirat. Dan petunjuk terhadap hati, serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
(Tafsir Ibnu Katsir surat An-Nahl: 89)
Karena petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah telah
lengkap, agama ini telah sempurna, maka merupakan
perkara wajar, bahkan wajib untuk mencukupkan diri
denagn agama ini, tanpa mengikuti selainnya.
5
Dan sesungguhnya, berpagang kepada Al-Qur’an
dan As-Sunnah merupakan jaminan dari kesesatan. Nabi
bersabda:
تكت فیكم أمرین لن تضلّوا ما تما سكتم بھما: كتابا وسنّة
رسولھ
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak
akan sesat selama berpegang kepada keduanya: kitab Allah
dan sunnah rasul-Nya.” (H.R. Malik dan lainya, hadits shahih
lighairihi)
4. Larangan mengikuti selain wahyu
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.
Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).”
(Al-A’raf:3)
Imam Ibnu Katsir berkata pada tafsir ayat ini:
“(Ikutilah apa yang diturunkan kepada Rabbmu) yaitu:
ikutilah peninggalan-peninggalan nabi yang ummi, yang
dating kepada kamu membawa kitab (Al-Qur’an) yang
telah diturunkan kepada kamu dari Penguasa dan
Pemilik segala sesuatu. (Dan janganlah kamu mengikuti
6
pemimpin-pemimpin selain-Nya) yaitu janganlah kamu
keluar dari apa yang dibawa oleh rasul kepada kamu
menuju selain-Nya, sehingga kamu menyimpang dari
hukum Allah menuju hukum selain-Nya.” (Tafsir Ibnu
Katsir surat Al-A’raf: 3)
Setelah kita mengetahui keterangan di atas, maka
kita dapatkan banyak di antara umat Islam yang
terjerumus ke dalam bid’ah atau terpengaruh pemikiran
bid’ah, berpedoman terhadap hal-hal yang tidak
dibenarkan oleh agama.
¯ Sebagian mereka menjadikan akal dan logika
sebagai sumber aqidah dan hukum.
Mereka menempatkan akal manusia yang terbatas
di atas wahyu Allah, sehingga mereka meninggalkan
wahyu dengan alas an logika dan akal. Padahal, wahyu
adalah kebenaran mutlak sedangkan akal manusia
terbatas. Allah berfirman:
“Kebatilan tidak dating kepadanya (Al-Qur’an) baik dari
depan maupun dari belakang. (Al-Qur’an) diturunkan dari
7
(Rabb) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (
Fushshilat:42)
Dengan tegas allah menyetakan bahwa kitab-Nya
tidak di datangi oleh kebatilan, baik di saat
diturunkannya, atau sesudahnya. Kebathilan maknanya
adalah kedustaan atau kesia-siaan. Kemudian akal siapa
yang dipakai ukuran untuk menolak wahtu? Kalau
akalorang kafir, seperti Iblis, Fir’aun, Abu Lahab, atau
Abu jahal, maka wajar mereka menolak wahyu, karena
memang mereka orang-orang kafir. Namun, jika yang
dipakai adalah akal Abu Bakar, Umar bin Khoththob,
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, pastilah akal mereka
ini menerima wahyu, meyakininya dengan tanpa
keraguan.
¯ Sebagian mereka menjadikan perkataan imamimam
(tokoh-tokoh) yang dianggap maksum sebagai
sumber aqidah.
Padahal, tidak ada yang maksum dikalangan umat
ini setelah Nabi Muhammad. Sehingga, perkataan
siapapun selain Rasulullah dapat diterima atau ditolak,
ilihat dari kebenaran. Ibnu Abbas berkata: ”Tidak ada
seorangpun kecuali perkataannya diambil atau ditolak,
selain nabi.” (H.R. Thabrani, di dalam Mu’jamul Kabir, no.
8
11941). Maknanya bahwa perkataan Nabi Muhammad
semuanya wajib diterima, adapun perkataan selainnya,
dapat diterima atau ditolak dilihat dari kebenaran.
Kemudian perkataan Ibnu Abbas tersebut diambil oleh
Mujahid, kemudian diwarisi oleh Imam Malik, sehingga
menjadi terkenal oleh beliau. Demikian juga perkataan ini
diwarisi oleh Imam Ahmad bin Hambal.
¯ Sebagian mereka menjadikan perasaan, mimpi,
hikayat, dan kasyf (menyingkap perkara ghaib)
sebagai sumber aqidah.
Padahal semua perkara ini tidak ada jaminan
kebenarannya, sehingga tidak boleh dijadikan sebagai
seumber aqidah.
¯ Sebagian mereka menjadikan hadits-hadits
lemah dan palsu sebagai sumber agama. Maka
sesungguhnya, sikap mereka itu telah menyimpang dari
ajaran Islam yang sebenarnya.
9
Semoga tulisan ringkas ini mengingatkan umat
Islam untuk kembali kepada sumber agama yang haq
(benar), dan meninggalkan berbagai penyimpangan yang
ada.
Wallahul-Musta’an.
Disusun Oleh Abu Isma’il Muslim Atsari
Disadur dari Buletin Dakwah Nurussunnah, Yayasan Ibnu
Abbas, Sragen. Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H – Januari/
2005 M
Disalin ulang oleh Amir Abu Zayd
http://salafiyunpad.wordpress.com
SERIAL BUKU ISLAM #2
-040108-

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS